Paris Tak Selalu Romantis, Inilah Fenomena Paris Syndrome yang Bikin Turis Kecewa Berat
![]() |
Fenomena Paris Syndrome |
Paris, Prancis – Siapa yang tak memimpikan liburan romantis di Paris? Kota yang terkenal dengan Menara Eiffel, croissant hangat, dan suasana klasik ini telah menjadi destinasi impian banyak pelancong di seluruh dunia.
Namun sayangnya, ekspektasi yang terlalu tinggi sering kali berujung pada kekecewaan. Inilah yang dikenal dengan sebutan Paris Syndrome.
Fenomena ini bukan sekadar rasa kecewa biasa. Beberapa wisatawan, khususnya dari Jepang, dilaporkan mengalami gangguan psikologis akibat realitas Paris yang jauh dari gambaran ideal dalam film atau media.
Mulai dari lingkungan yang kotor, penduduk lokal yang dinilai kurang ramah, hingga kesulitan komunikasi, semuanya bisa jadi pemicu stres berat.
Apa Itu Paris Syndrome?
Paris Syndrome pertama kali diidentifikasi oleh psikiater Jepang pada tahun 1980-an. Ini adalah kondisi psikologis yang dialami oleh turis—terutama warga Jepang—yang merasa kecewa, bingung, bahkan mengalami gejala fisik seperti jantung berdebar, pusing, hingga gangguan kecemasan saat berkunjung ke Paris.
Setiap tahun, dilaporkan ada belasan turis yang harus dipulangkan lebih awal dari Paris karena tidak mampu menangani tekanan mental yang muncul.
Mereka datang dengan impian menemukan kota penuh cinta, tapi malah dihadapkan pada realita jalanan yang sibuk, macet, dan tak seindah brosur wisata.
Apa Penyebabnya?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya Paris Syndrome:
- Ekspektasi Berlebihan
Banyak orang membayangkan Paris sebagai kota penuh bunga dan cinta. Namun kenyataannya, turis akan menjumpai antrean panjang, grafiti di tembok kota, dan lalu lintas padat. - Budaya yang Berbeda
Warga Paris dikenal lugas dan to the point, yang bisa dianggap kurang ramah bagi wisatawan dari budaya yang lebih sopan dan formal, seperti Jepang atau Korea. - Hambatan Bahasa
Tak semua penduduk lokal fasih berbahasa Inggris, sementara banyak turis tidak menguasai bahasa Prancis. Hal ini sering menimbulkan kesalahpahaman dan frustrasi. - Faktor Fisik
Jet lag, jadwal wisata yang padat, dan kelelahan juga bisa memperburuk kondisi psikologis para pelancong.
Tips Menghindari Paris Syndrome
Biar liburan ke Paris tetap menyenangkan, beberapa hal ini bisa kamu persiapkan:
- Turunkan ekspektasi. Sadari bahwa setiap kota punya sisi indah dan tantangannya sendiri.
- Lakukan riset yang cukup. Cari tahu lokasi mana saja yang sesuai minatmu dan hindari waktu-waktu ramai.
- Pelajari sedikit bahasa Prancis. Setidaknya untuk menyapa atau berterima kasih, agar komunikasi lebih cair.
- Istirahat yang cukup. Jangan terlalu memaksakan agenda wisata dalam sehari penuh.
- Nikmati sudut Paris yang tenang. Coba jalan santai di Montmartre, piknik di taman Luxembourg, atau sekadar ngopi santai di kafe lokal.
Paris tetaplah Paris—kota yang penuh sejarah, seni, dan pesona. Tapi memahami realitasnya sejak awal bisa membuat pengalaman liburan jauh lebih menyenangkan.
Dengan harapan yang realistis dan kesiapan mental, kamu tetap bisa jatuh cinta pada Paris... dengan cara yang lebih dewasa dan autentik.