Kenapa Cuaca Hujan Bikin Mengantuk? Ini Penjelasan Ilmiahnya

![]() |
Kenapa Cuaca Hujan Bikin Mengantuk |
Pernah merasa mengantuk saat hujan turun, padahal belum waktunya tidur? Tenang, kamu tidak sendiri. Fenomena ini ternyata umum terjadi dan ada penjelasan ilmiahnya. Banyak orang mengeluhkan rasa kantuk yang muncul tiba-tiba saat cuaca mendung atau hujan deras, bahkan meski sedang beraktivitas.
Menurut para ahli, ada beberapa faktor yang memengaruhi tubuh kita saat hujan, mulai dari penurunan cahaya matahari hingga perubahan tekanan udara dan suhu lingkungan.
Kombinasi hal ini dapat memicu reaksi biologis yang membuat tubuh merasa lebih rileks dan akhirnya memicu rasa kantuk. Jadi, bukan cuma sugesti—cuaca hujan memang punya efek nyata pada sistem tubuh kita.
Cahaya Matahari yang Berkurang Kurangi Produksi Hormon ‘Bangun’
Salah satu alasan utama mengapa hujan membuat kita mengantuk adalah berkurangnya cahaya matahari. Saat cuaca cerah, tubuh kita mendapatkan paparan sinar matahari yang membantu mengatur ritme sirkadian—jam biologis internal yang mengatur waktu tidur dan bangun kita.
Namun ketika langit mendung atau hujan, intensitas cahaya alami berkurang drastis. Akibatnya, produksi hormon serotonin menurun.
Serotonin adalah zat kimia otak yang membantu kita tetap terjaga dan merasa bahagia. Ketika serotonin turun, kita jadi merasa lebih lamban dan lelah.
Sebaliknya, tubuh bisa mulai memproduksi lebih banyak melatonin, hormon yang memicu rasa kantuk. Produksi melatonin biasanya meningkat saat gelap, dan mendung tebal di siang hari bisa memperdaya otak seolah hari sudah malam.
Suara Hujan yang Menenangkan
Tak hanya secara visual, suara hujan juga berperan dalam memicu rasa kantuk. Suara hujan yang turun secara konsisten dan ritmis sering dianggap sebagai “white noise”, atau suara latar yang menenangkan.
Ini sebabnya banyak aplikasi tidur menambahkan efek suara hujan untuk membantu orang lebih cepat terlelap.
Menurut pakar psikologi dari Stanford University, suara hujan cenderung menurunkan aktivitas otak dan mengurangi rangsangan lingkungan, membuat kita merasa lebih rileks dan siap untuk tidur.
Suhu yang Lebih Dingin Memicu Rasa Ingin Meringkuk
Saat hujan, suhu udara biasanya menurun. Suhu dingin ini membuat tubuh kita lebih nyaman ketika beristirahat, dan mendorong kita untuk mencari tempat yang hangat seperti kasur atau sofa.
Perubahan suhu juga memicu mekanisme relaksasi alami di dalam tubuh, yang membuat otot-otot lebih rileks dan detak jantung melambat—dua kondisi yang sangat ideal untuk tidur.
Dr. Michael Breus, seorang ahli tidur asal Amerika Serikat, menyebut bahwa suhu dingin memang mempercepat datangnya kantuk karena suhu inti tubuh yang menurun berperan dalam menyiapkan tubuh untuk tidur.
Tekanan Udara dan Kadar Oksigen
Selain faktor-faktor di atas, tekanan udara yang menurun saat hujan juga dapat memengaruhi tubuh. Tekanan udara rendah bisa memperlambat aliran oksigen di tubuh, membuat otak kurang ‘segar’. Kekurangan oksigen ini dapat memicu rasa pusing, lesu, dan tentu saja—kantuk.
Beberapa orang bahkan melaporkan merasa lebih lamban atau lesu secara keseluruhan saat cuaca buruk, terutama mereka yang sensitif terhadap perubahan cuaca seperti penderita migrain atau tekanan darah rendah.
Jadi, Wajar Kalau Mengantuk Saat Hujan!
Mengantuk saat hujan ternyata bukan cuma perasaan semata, melainkan reaksi alami tubuh terhadap kondisi lingkungan yang berubah.
Kombinasi dari cahaya yang minim, suara hujan yang menenangkan, suhu yang lebih dingin, serta perubahan tekanan udara semuanya berperan dalam menimbulkan rasa kantuk.
Jadi, kalau kamu merasa ngantuk saat hujan, jangan merasa bersalah. Itu adalah cara tubuhmu merespons kondisi sekitar.
Tapi tentu saja, jangan sampai rasa kantuk ini mengganggu produktivitas, ya! Jika kamu harus tetap aktif, pastikan lingkungan kerja terang dan jaga aktivitas fisik agar tetap terjaga.
Posting Komentar
Posting Komentar