Studi Ungkap Bahaya Menutup Mulut dengan Selotip Saat Tidur: Jangan Asal Ikut Tren!

![]() |
Bahaya Menutup Mulut dengan Selotip Saat Tidur |
Praktik menutup mulut dengan selotip saat tidur, yang dikenal sebagai "mouth taping", tengah menjadi tren di media sosial. Metode ini diklaim dapat meningkatkan kualitas tidur dengan mendorong pernapasan melalui hidung.
Namun, studi terbaru mengungkapkan bahwa praktik ini dapat menimbulkan risiko kesehatan serius, terutama bagi individu dengan gangguan pernapasan.
Asal-Usul dan Tujuan Mouth Taping
Mouth taping pertama kali diperkenalkan oleh ahli fisiologi Soviet, Konstantin Buteyko, pada tahun 1940-an sebagai bagian dari terapi untuk penderita asma dan gangguan pernapasan lainnya.
Tujuannya adalah mendorong pernapasan melalui hidung, yang dianggap lebih sehat dibandingkan pernapasan melalui mulut.
Belakangan ini, metode ini kembali populer berkat promosi dari selebriti dan influencer di media sosial, yang mengklaim bahwa mouth taping dapat mengurangi dengkuran, meningkatkan kualitas tidur, dan memberikan manfaat kesehatan lainnya.
Temuan Studi Terbaru
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One meninjau 10 penelitian dengan total 213 partisipan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan mouth taping. Hasilnya menunjukkan bahwa manfaat mouth taping sangat terbatas dan bahkan dapat berbahaya bagi sebagian orang.
Hanya dua studi yang menunjukkan sedikit perbaikan pada individu dengan sleep apnea obstruktif ringan, sementara empat studi lainnya menyoroti risiko serius seperti potensi sesak napas, terutama bagi mereka yang memiliki sumbatan hidung akibat alergi atau polip hidung.
Dr. Brian Rotenberg, ahli otolaringologi dari Western University di Kanada dan penulis utama studi tersebut, menyatakan keprihatinannya terhadap tren ini.
Ia menekankan bahwa mouth taping dapat memperburuk kondisi bagi individu dengan gangguan pernapasan yang tidak terdiagnosis, seperti sleep apnea, yang dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah saat tidur.
Risiko Kesehatan yang Dihadapi
Selain risiko sesak napas, mouth taping juga dapat menyebabkan iritasi kulit, rasa cemas, dan klaustrofobia. Penggunaan selotip rumah tangga yang tidak dirancang untuk kulit dapat meningkatkan risiko iritasi dan ketidaknyamanan.
Bagi individu dengan hidung tersumbat atau gangguan pernapasan lainnya, menutup mulut saat tidur dapat memaksa mereka bernapas melalui hidung yang tidak optimal, meningkatkan risiko gangguan tidur dan masalah kesehatan lainnya.
Rekomendasi Para Ahli
Para ahli kesehatan menyarankan agar individu yang mempertimbangkan mouth taping berkonsultasi terlebih dahulu dengan profesional medis.
Alternatif yang lebih aman untuk meningkatkan kualitas tidur meliputi penggunaan strip hidung, menjaga kebersihan tidur yang baik, dan mengelola alergi atau kondisi medis yang mendasarinya.
Meskipun mouth taping mungkin menawarkan manfaat bagi sebagian individu, praktik ini tidak cocok untuk semua orang dan dapat menimbulkan risiko kesehatan serius.
Sebelum mengikuti tren yang beredar di media sosial, penting untuk mempertimbangkan bukti ilmiah dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk menentukan metode yang paling aman dan efektif untuk meningkatkan kualitas tidur.
Posting Komentar
Posting Komentar