HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Cara Membuat Script Konten TikTok dengan Konsep HE + MR + PP (#PART 1)

Cara Membuat Script Konten TikTok
Cara Membuat Script Konten TikTok

TikTok bukan lagi sekadar platform hiburan. Kini, TikTok jadi ladang emas buat jualan, promosi, bahkan membangun personal branding. Tapi sayangnya, banyak konten gagal viral bukan karena kualitas produknya jelek—tapi karena script-nya nggak nyentuh emosi.

Salah satu formula ampuh yang bisa kamu coba adalah dengan menerapkan konsep HE + MR + PP (Hook Emosional + Masalah Relate + Produk Penyelamat) plus CTA di akhir.

Mungkin kamu sudah tidak asing dengan formula yang satu ini, tapi pada penerapannya masih agak kebingungan.

Nah, pada ulasan kali ini kita akan dalami lagi pembahasannya agar kamu mudah mengerti dan dapat menerapkan pada setiap konten Tiktok kamu.

Formula ini powerful banget buat menahan perhatian penonton dalam 3 detik pertama dan menggiring mereka buat nonton sampai habis… bahkan beli.

Yuk kita bahas satu per satu dan cara buat dengan menggunakan Formula Hook Emosional + Masalah Relate + Produk Penyelamat.

1. HE: Hook Emosional (Mancing Perhatian dengan Perasaan)

Satu hal yang perlu kamu pahami, tujuan dari hook emosional ini untuk bisa membuat penonton langsung "ngeh" dan merasa "ini gue banget".

Dengan begitu,

Perasaan mereka mulai terpancing, dengan sendirinya akan melakukan apa yang kalian minta. Namun, kalian juga sudah memastikan “Call to Action” yang diharapkan sudah ada dalam isi narasi tersebut.

Contoh kalimat:

  • “Capek nggak sih selalu dibilang nggak bisa sukses cuma karena kamu pemalu?”
  • “Pernah ngerasa udah usaha mati-matian tapi hidup tetap di situ-situ aja?”
  • “Kamu ngerasa nggak berguna setiap kali ngaca pagi-pagi?”

Tips bikin hook emosional yang kuat:

  • Ambil dari rasa frustrasi, kecewa, takut, kesepian, atau minder.
  • Gunakan kata sapaan langsung seperti “kamu” biar lebih personal.
  • Boleh pakai gaya bertanya atau pernyataan tajam.

2. MR: Masalah Relate (Perlihatkan Situasi yang Sering Dialami Audiens)

Pada bagian ini, kamu harus mulai memahami dan menempatkan diri kamu sebagai “penonton” atau calon pembeli.

Apa hal yang sering kamu alami sebagai seorang pengguna produk tersebut. Dengan begitu, kamu bisa membuat narasi masalah sesuai dengan yang sebenarnya terjadi.

Tujuan kamu untuk membuat penonton merasa “gue juga ngalamin itu”, sehingga mereka lanjut nonton.

Contoh narasi:

  • “Aku juga dulu pernah merasa malu banget kalau disuruh presentasi, tangan gemeter, suara bergetar. Rasanya pengen ngilang.”
  • “Setiap malam begadang kerja, tapi tiap akhir bulan tetap nggak bisa nabung. Makan mie instan terus.”
  • “Punya kulit sensitif tuh susah banget. Baru ganti sabun muka dikit aja langsung breakout.”

Tips menyusun bagian ini:

  • Gunakan cerita pribadi atau narasi yang sangat umum terjadi.
  • Jangan terlalu panjang, cukup 1–2 kalimat yang padat dan relatable.
  • Tambahkan detail kecil biar makin terasa nyata (misal: “jam 2 pagi masih kerja”, atau “pulang sekolah langsung rebahan dan nangis”).

3. PP: Produk Penyelamat (Hadirkan Solusi yang Bikin Penonton Merasa Tertolong)

Tujuan: Menunjukkan bahwa produk/jasa kamu adalah penyelamat masalah tersebut.

Contoh transisi + promosi:

  • “Sampai akhirnya aku nemu satu produk ini, yang bikin aku percaya diri ngomong depan umum…”
  • “Untungnya sekarang ada solusi praktis kayak gini. Serius, ini bikin hidupku lebih tenang.”
  • “Gara-gara lampu tidur ini, aku sekarang bisa tidur lebih nyenyak dan bangun nggak uring-uringan lagi.”

Tips menyampaikan bagian ini:

  • Hindari hard selling, gunakan gaya cerita dan testimonial.
  • Tunjukkan hasil/efek positifnya, bukan cuma fitur produk.
  • Tampilkan perubahan nyata yang dirasakan.

4. Call To Action (CTA)

Call To Action (CTA) adalah bagian paling menentukan dalam script konten TikTok kamu—di sinilah kamu mengajak penonton untuk ambil tindakan. Sebagus apa pun video kamu, tanpa CTA yang kuat, mereka bisa saja cuma nonton tanpa ngelakuin apa-apa.

CTA harus jelas, spesifik, dan mengandung urgensi. Tujuannya adalah bikin penonton merasa mereka harus bertindak sekarang juga, bukan nanti.

Misalnya: “Klik link-nya sekarang sebelum harganya naik!”, “Cek produknya di bio sebelum kehabisan!”, atau “Kalau kamu ngerasa relate, langsung cek yang aku pakai di profil ya.”

Jangan ragu buat pakai kata-kata ajakan yang lugas, karena CTA yang kuat bisa jadi pembeda antara konten yang viral doang dan konten yang benar-benar ngasilin cuan.

5. Penerapan dan Struktur Script Untuk Konten

Untuk lebih memudahkan kamu, mari kita coba konsep script Hook Emosional + Masalah Relate + Produk Penyelamat (+ Call to Action) ini didalam sebuah produk yang ingin kamu jual.

Admin ambil contoh untuk produk “Kipas Angin Portable” sebagai sample dari produk yang ingin kamu jual.

Jika kita menerapkan konsep tersebut maka hasilnya akan kuran lebih seperti ini:

Pernah nggak sih kamu ngerasa kesal karena cuaca panas tapi nggak bisa ngapa-ngapain? Kepala pusing, keringetan terus, baju nempel di badan, dan parahnya lagi—lagi di tempat umum yang nggak ada AC.

Rasanya pengen marah sama siapa aja yang lewat, padahal masalahnya cuma satu: kepanasan.

Aku juga sering banget ngalamin itu, apalagi pas lagi kerja di luar ruangan atau naik transportasi umum. Mau kipas manual capek tangan, mau bawa kipas besar ribet banget.

Ditambah lagi, beberapa kipas kecil yang pernah aku coba anginnya kayak bisikan mantan—nggak berasa! Sampai akhirnya aku nemu satu solusi yang bener-bener nyelametin hari-hariku.

Sekarang aku selalu bawa Kipas Angin Portable 360° ini. Ukurannya mungil, bisa dijepit di meja, stroller, atau ditempel di dinding. Anginnya kenceng, ada 3 level kecepatan, bisa diputar ke segala arah, dan udah pakai charger Type-C!

Nggak cuma bikin adem, tapi juga praktis banget dibawa ke mana-mana. Kalau kamu juga sering kepanasan dan butuh solusi yang simple tapi powerful, ini saatnya punya kipas portable yang beneran bekerja.

Klik link-nya sekarang sebelum stoknya habis!

Nah, kalau kita bagi-bagi narasi tersebut sesuai dengan formulanya maka hasilnya akan seperti yang terlihat dibawah ini.

Nantinya, kamu tinggal menyesuaikan saja setiap bagian dari formula konten tersebut dan bisa kamu buat dengan bahasa kamu sendiri. Itu akan sangat mempermudahkan kamu dalam melakukan produksi kontennya.

Simak bagian ini:

HOOK EMOSIONAL:

Pernah nggak sih kamu ngerasa kesal karena cuaca panas tapi nggak bisa ngapa-ngapain? Kepala pusing, keringetan terus, baju nempel di badan, dan parahnya lagi—lagi di tempat umum yang nggak ada AC.

MASALAH RELATE:

Aku juga sering banget ngalamin itu, apalagi pas lagi kerja di luar ruangan atau naik transportasi umum. Mau kipas manual capek tangan, mau bawa kipas besar ribet banget.

Ditambah lagi, beberapa kipas kecil yang pernah aku coba anginnya kayak bisikan mantan—nggak berasa! Sampai akhirnya aku nemu satu solusi yang bener-bener nyelametin hari-hariku.

PRODUK PENYELAMAT:

Sekarang aku selalu bawa Kipas Angin Portable 360° ini. Ukurannya mungil, bisa dijepit di meja, stroller, atau ditempel di dinding. Anginnya kenceng, ada 3 level kecepatan, bisa diputar ke segala arah, dan udah pakai charger Type-C!

CALL TO ACTION

“Nggak cuma bikin adem, tapi juga praktis banget dibawa ke mana-mana. Kalau kamu juga sering kepanasan dan butuh solusi yang simple tapi powerful, ini saatnya punya kipas portable yang beneran bekerja. Klik link-nya sekarang sebelum stoknya habis!”

6. Tips Biar Script TikTok Kamu Makin Kuat

Sudah punya script TikTok dengan struktur yang pas—Hook Emosional, Masalah Relate, dan Produk Penyelamat—tapi tetap belum tembus FYP? Bisa jadi masalahnya bukan di isi kontennya, tapi bagaimana kamu menyajikannya.

Nah, biar script yang kamu buat makin kuat dan berdampak, berikut beberapa elemen pendukung yang penting kamu perhatikan:

1. Gunakan Subtitle Besar dan Tebal di Awal Video

Ingat, TikTok adalah platform yang serba cepat. Orang bisa scroll dalam waktu kurang dari satu detik kalau mereka merasa nggak ada yang menarik. Itulah kenapa subtitle atau teks pembuka jadi kunci penting.

Gunakan teks besar, tebal, dan kontras dengan background. Jangan pakai font yang sulit dibaca atau warnanya menyatu dengan video. Tuliskan kalimat hook kamu di sana—misalnya:

“Gue hampir menyerah waktu itu…”

atau

“Ini alasan kenapa kamu selalu gagal tidur nyenyak.”

Subtitle bukan cuma membantu penonton yang menonton tanpa suara, tapi juga memperkuat daya tarik emosional di detik pertama.

2. Pakai Suara Asli atau Voice Over yang Emosional

Jangan remehkan kekuatan suara. Banyak video bagus gagal viral cuma karena tone naratornya datar dan nggak punya perasaan. Padahal, intonasi dan ekspresi suara bisa memicu empati atau rasa penasaran.

Kalau kamu pakai suara sendiri, usahakan gunakan nada bicara yang natural tapi penuh penjiwaan. Misalnya kalau sedang cerita tentang kegagalan, beri jeda, beri tekanan di kata-kata kunci. Kalau pakai voice over AI, pastikan kamu pilih yang bisa diatur emosinya.

Ingat: penonton nggak akan peduli sama produkmu kalau mereka nggak peduli sama ceritamu. Dan cerita yang bagus selalu dimulai dengan suara yang terasa “hidup”.

3. Buat Durasi Singkat Tapi Padat

Kebanyakan penonton TikTok itu bukan orang yang punya waktu banyak. Mereka scroll untuk cari hiburan atau informasi instan. Makanya, durasi ideal video TikTok yang berbasis storytelling ada di angka 30–45 detik. Bisa lebih pendek, asal pesannya langsung kena.

Hindari terlalu banyak pengulangan atau “muter-muter” sebelum masuk ke poin. Di TikTok, kamu nggak punya waktu untuk basa-basi. Fokus ke cerita inti, beri transisi yang halus, dan langsung masuk ke klimaks atau solusi.

Kalau bisa, selesaikan pesan utama dalam 15 detik pertama. Sisanya untuk memperkuat, menambahkan visual, atau call to action.

4. Tambahkan Efek Visual atau B-roll yang Mendukung Cerita

Video yang bercerita tanpa visual pendukung itu ibarat mie instan tanpa bumbu—kurang greget! Visual tambahan seperti footage atau B-roll bisa bikin cerita kamu lebih real dan relatable.

Contohnya, kalau kamu cerita tentang burnout saat kerja, tambahkan potongan video kamu lembur, ngantuk, atau melihat jam dinding tengah malam. Kalau kamu review produk, jangan cuma ngomong—perlihatkan saat kamu unboxing, memakai, dan merasakan hasilnya.

Visual pendukung ini juga membuat penonton lebih percaya karena mereka melihat bukti nyata, bukan sekadar omongan.

Kesimpulan

Script TikTok bukan cuma soal gaya bicara atau editan keren. Tapi soal menyentuh hati. Dengan menerapkan Konsep HE + MR + PP (Hook Emosional + Masalah Relate + Produk Penyelamat), kamu nggak cuma bikin konten yang menarik, tapi juga bikin audiens merasa dipahami—dan akhirnya tertarik beli.

Jadi, kalau kamu merasa konten TikTok-mu kurang greget. Coba deh mulai dari nulis script yang jujur dan menyentuh perasaan.

Selamat bikin konten, dan semoga FYP ya!

FAQ:

Q: Berapa lama durasi ideal untuk konten TikTok dengan script ini?
A: Idealnya 30–55 detik, tapi jika ceritanya kuat, 60 detik lebih pun bisa tetap menarik.

Q: Boleh nggak pakai narasi dari pengalaman orang lain?
A: Boleh banget, asalkan relatable dan disampaikan dengan jujur dan menyentuh.

Q: Perlu pakai teks di layar?
A: Sangat disarankan! Banyak penonton TikTok nonton tanpa suara, jadi teks bisa bantu mereka memahami cerita.

Posting Komentar
Tutup Iklan