Terungkap! Markas Mafia Penipuan Online Raksasa di Dekat Indonesia, Isinya Bikin Merinding

Markas Mafia Penipuan Online Raksasa di Dekat Indonesia

Jakarta, Rakyat Jelata -- Dunia digegerkan dengan terbongkarnya markas besar jaringan mafia penipuan online di wilayah perbatasan Myanmar yang berbatasan dekat dengan Indonesia. 

Dalam penggerebekan yang dilakukan aparat setempat bersama tim investigasi internasional, kondisi markas tersebut membuat bulu kuduk berdiri—gelap, kumuh, dan penuh peralatan bekas operasi siber kriminal.

Dikutip dari CNBC Indonesia, lokasi markas ini ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Komputer yang ditinggalkan berserakan, kabel listrik menggantung tanpa pengamanan, serta generator tak terawat memenuhi ruangan.

Aroma kebusukan teknologi lama dan jejak aktivitas digital ilegal seakan tak bisa disembunyikan lagi.

Pengungkapan ini semakin menguatkan kecurigaan bahwa kawasan Asia Tenggara, termasuk Myanmar, telah menjadi sarang baru jaringan penipuan internasional yang mengincar korban dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Modus utamanya adalah skema pig butchering, yaitu penipuan berkedok investasi dan asmara daring yang menjerat korban secara psikologis dan finansial.

Markas ini diduga sempat aktif hingga awal 2025 sebelum ditinggalkan karena operasi penindakan sebelumnya.

Namun, temuan baru ini membuktikan bahwa jaringan masih beroperasi secara diam-diam dan berpindah-pindah. Ironisnya, pemerintah Myanmar dinilai belum cukup kuat dalam menumpas tuntas jaringan ini.

Letaknya yang tak jauh dari Indonesia menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Pakar keamanan siber menilai bahwa jika tidak ada kerja sama lintas negara yang tegas, Indonesia bisa jadi target selanjutnya dari operasi scam lintas batas ini.

“Ini bukan sekadar operasi kriminal biasa. Mereka memiliki sistem, dana, dan target yang jelas. Jika tidak segera ditangani bersama, kita akan melihat gelombang korban baru bermunculan,” ujar seorang analis keamanan Asia Tenggara yang enggan disebutkan namanya.

Pemerintah Indonesia pun diminta untuk bersikap waspada dan memperkuat kerja sama dengan negara-negara ASEAN demi menghalau ancaman digital lintas batas ini.

Sebab, perang melawan kejahatan siber bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal nyawa dan masa depan masyarakat yang bisa jadi korban berikutnya.

Sumber: cnbc Indonesia

Berbagi :